SIMPAN FILE DAPAT DUIT

Translate This Blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 16 April 2010

DIBATAS CAKRAWALA

Rupanya ku masih berdiri disini.
Diantara pepasir pantai yang kering dan skali kali terbenam ombak.

Terangkum smua dengan rapi,rekaman hati yg menusuk,ktika itu,1 tahun yang lalu,dtempat ini.
Kala ia pergi,tanpa sepatah katapun.
Hanya stangkai mawar putih yg ia titipkan pada jemariku yg mulai kaku.

Senja itu adalah perbatasan dan akhir knangan yang ku bawa.
Ingn rasanya ku berlari,dan terus brlari,mengejarnya.
Ktika yang ku lihat,sbuah punggung yg menjauh dan hilang.
Tapi hanya air mata yg ku sumbangkan pada saat perpisahan itu.

Senja ini,aku kembali menunggunya,dtempat yg sama.
Terbayang olehku,kau kembali datang,membawa tak hanya stanggai bunga,tapi serangkai untk ku.

Namun hari kian sore,dan mulai menghitam.
Mataharipun tlah tenggelam ditelan cakrawala disana.
Angin malam mulai berdatangan.
Nyanyian ombak disekitarku,bhkan seperti tak terdengar.

Aku hanya memandang kosong jauh disana,terasa sunyi dan terasingkan.
Betapa hampa hati ini.

Kau tak pernah datang lagi.
Jejak kakimu yang elok tak terlukis kembali diatas pasir2 ini.

Pada senja ini,kau tak pernah datang..



"Cinta tidak kan pernah tahu kedalamannya,sampai saat perpisahan-Kahlil Gibran."


NOVITA E

Tidak ada komentar:

Posting Komentar