Biasanya anak-anak yang jauh dari orang tuanya merasa kangen sekali dengan mamanya. Lalu bagimana dengan ayah? Mungkin mama lebih sering menanyakan keadaan anaknya setiap hari, tetapi tahukah kamu jika ayahmu yang mengingatkannya untuk menelfonmu? Mungkin mama yang lebih sering mengajakmu bercerita, tapi tahukah kamu sepulangnya ia bekerja dengan wajah lelah ia selalu menanyakan kabarmu dari mamamu?
Waktu kecil ayah mengajari putri kecilnya bermain sepeda. Setelah dia mengganggap kamu bisa, ia melepaskan roda bantu di sepedamu. Saat itu mama menutup mata karena takut anaknya terjatuh lalu terluka, tapi ayah dengan yakin menatapmu mengayuh sepeda dengan pelan karena dia tahu putri kecilnya pasti bisa.
Saat kamu menangis meronta meminta boneka yang baru, mama menatapmu iba, tetapi ayah mengatakan dengan tegas “Kita beli nanti, tapi tidak sekarang” karena ia tidak ingin kamu menjadi manja dengan semua tuntutan yang selalu dipenuhi.
Ketika kamu remaja, kamu mulai menuntut untuk keluar malam. Lalu ayah mulai bersikap lebih tegas ketika mengatakan “Tidak”. Itu untuk menjagamu karena kamu adalah sesuatu yang berharga. Lalu kamu masuk ke kamar membanting pintu. Tapi yang datang mengetok pintu dan membujukmu adalah mama. Tahukah kamu saat itu dia memejamkan matanya dan menahan diri, karena dia sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia harus menjagamu.
Saat seorang cowok mulai sering datang mencarimu, Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia. Dan sesekali menguping atau mengintip saat kmu sedang berdua di ruang tamu. Tahukah kmu dia merasa cemburu? dan saat dia melonggarkan sedikit peraturan, kamu melanggar jam malamnya. Ia duduk di ruang tamu menunggumu pulang dengan sangat-sangat khawatir. Wajah khawatir itu mengeras ketika melihat putri kecilnya pulang terlalu larut. Dia marah. Karena hal yang ditakutinya akhirnya datang “Putri kecilnya sudah tidak ada lagi”.
Saat ayah sedikit memaksamu untuk menjadi seorang dokter, ketahuilah bahwa ia hanya memikirkan masa depanmu nanti. Tapi toh dia tetap tersenyum saat pilihanmu adalah menjadi seorang penulis. Sampai saat ayah harus melepasmu di bandara, bahkan badannya terlalu kaku utk memelukmu, ia hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu. Dia ingin menangis seperti mama yang menangis dan memelukmu erat. Tapi dia hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya dan menepuk pundakmu dan berkata “Jaga diri baik-baik”, agar kamu kuat untuk pergi.
Saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah. Berusaha mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan ia tahu ia tidak bisa memberikan, dia sangat ingin mengatakan “Iya nak,nanti kita beli”. Dan saat kata-kata yang keluar adalah “Tidak bisa” dari bibirnya, tahukah kamu ia merasa gagal membuat anaknya tersenyum.
Saat kamu sakit dan tidak berada di dekatnya, Ayah terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak berkata “Sudah di bilang jangan minum air dingin!”, berbeda dgn mama yang memperhatikanmu dengan lembut. Ketahuilah saat itu ia benar-benar khawatir dengan keadaanmu.
Dan di saatnya nanti kamu wisuda sebagai seorang sarjana, Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Dia yang tersenyum bangga dan puas melihat “Putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”.
Saat seorang teman hidupmu datang dan meminta izin mengambilmu darinya, Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin.karena ia tahu laki-laki itu yang nanti akan menggantikannya. Dan saat Ayah melihatmu duduk di panggung pernikahan bersama seseorang yang dianggapnya pantas menggantikannya, Ayah pergi kebelakang panggung dan menangis “Tugasku telah selesai dengan baik. Putri kecilku yang lucu telah menjadi wanita yang cantik”. Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu dan cucu-cucunya sesekali untuk menjenguknya. Dengan rambut yang telah memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya, Ayah adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis.
Harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu, Ayah juga orang pertama yang selalu yakin bahwa “kamu bisa” dalam hal apapun. Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang ayah hingga tugasnya selesai. Kamu adalah salah satu orang yang beruntung. Karna memiliki ayah adalah memiliki sosok superhero…
Sejenakbijak.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar