SIMPAN FILE DAPAT DUIT

Translate This Blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 24 Januari 2011

CATATAN (lupa judulnya apa)


Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lombamobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalahbabak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkansetiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab,memang begitulah peraturannya.Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun iatermasuk dalam 4 anak yang masuk final.

Dibanding semua lawannya, mobilMark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatanmobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itutak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedipdiatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobilmainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itubuatan tangannya sendiri.Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan.Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil merekakencang-kencang.


Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4“pembalap” kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalurterpisah diantaranya. Namun sesaat kemudian, Mark meminta waktusebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedangberdoa. Matanya terpejam, dengan tangan bertangkup memanjatkan doa.Lalu, semenit kemudian, ia berkata,”Ya, aku siap!”. Dor. Tanda telahdimulai.Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnyakuat-kuat.

Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orangbersorak-sorai, bersemangat menjagokan mobilnya masing-masing.“Ayo..ayo… cepat..cepat, maju..maju”, begitu teriak mereka. Ahha…sangpemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai.Dan, Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Iaberucap dan berkomat-kamit lagi dalam hati. “Terima kasih.”Saat pembagian piala tiba,

Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelumpiala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. “Hai jagoan, kamu pastitadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?”. Mark terdiam.“Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan” kata Mark. Ia lalumelanjutkan, “Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untukmenolongmu mengalahkan orang lain. “Aku, hanya bermohon pada Tuhansupaya aku tak menangis, jika aku kalah.”Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk- tangan yang memenuhi ruangan. 

(lupa sumbernya,harap maklum )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar